kata-kata dari seorang lelaki bernama ahmad dhani
pada dasarnya ada sesuatu yang membuat aku marah banget kemarin2. enggak mungkin tanpa alasan kuat, aku tiba-tiba memutuskan ratu begitu dan begini. inilah bukti yang aku punya. aku enggak suka yang masih gosip.
sudah lebih dari makan obat. maia telepon setiap hari. ini terjadi selama tiga bulan, mulai awal september. dan ini diakui maia dalam sebuah surat yang ditandatanganinya, dengan disaksikan pengacara kami masing2. waktu itu, kalau maia nggak nurut, aku akan kasih tahu istri orang itu sekalian. enggak benar itu main dengan suami orang.
enggak juga. di dalam surat yang maia tandatangani nggak ada alasan untuk pekerjaan. tetapi perhubungan dengan lelaki yang bukan muhrimnya secara intens, tanpa diketahui suaminya, itu sudah salah. apapun alasannya. toh, dengan menandatangani surat itu maia berarti mengaku salah, juga secara hukum.
aku enggak masalah. aku sebetulnya enggak kepengen melakukan hal seperti ini. tapi dia sudah keterlaluan. di nova tertulis seolah2 aku gimana. hingga detik ini sikap maia malah seperti enggak bersalah, walaupun sudah menandatangani surat ini. malah nantangin aku terus. akhirnya aku buka kebenaran seperti ini. kalau yang diomongin vita ramona mah, masih gosip.
semua ini sebetulnya gara2 kekonyolan maia sendiri. jika dahulu dia cepat pulang dari acara ulang tahun aming enggak bakal aku repot2 mencari bukti seperti ini. kejadian itu membuat aku curiga, kok dia berani ngelawan aku sampai pulang ke rumah jam setengah lima subuh. vita juga seperti itu. jadinya aku mau tahu siap sih, yang panas2in maia. sampai akhirnya aku sadap pembicaraan dia. di sini terungkap maia telepon sama siapa saja. aku tahu dia mahu ngumpetin harta gono-gini. uang itu mau dijadikan emas atau berlian, agar tidak tercantum di rekening bank. dengan demikian tidak terbisa dibagi rata. aku juga menduga, di kaset ini pria itu disebut dengan 'mak citra'. sebab aku sampai check segala ke 'mbak citra' tapi ternyata bukan. jadi, 'mbak citra' itu inisial. jadi, bukti itu aku temukan setelah kejadian ulang tahun aming. yang membuat aku kesal, kok sampai aku enggak tahu. sebelumnya aku enggak pernah ada masalah sebesar ini dengan maia. enggak pernah aku mendiamkan dia sampai sekitar tiga bulan. bukti lain berasal dari sumber-sumber terpercaya. yang bilang prai itu dekat dengan maia. sahabatku sengaja memanggil aku, khusus untuk itu. maia dan pria itu pernah bertemu. posisinya yang ngejar itu maia. malu2in enggak? sementara pria itu masih pikir2 seribu kali. ogah2an, karena in istrinya ahmad dhani.
sudah enggak ada komunikasi seperti dulu lagi. maia ingin aku berubah. tapi aku enggak bisa berubah. aku lelaki yang punya prinsip yang sangat lelaki. ahwa suami itu rules. maia tak akan dapat suami yang dia mau. aku seperti ini dari dulu dan sampai mati. aku ingin melihat kesedaran maia secara konkret. sebab di belakang aku, dia masih ngomong miring. aku ingin dia menyesal. mengaku salah dan jangan sok benar. ini jauh dari balas dendam tapi ini prosedur yang layak dikeluarkan. kalau nanti dia masih bikin ribut aku akan tunjukkan suratnya.
gak ngurus. yang mempertahankan adalah maia. itu kalau maia mau tunduk sama suami. aku gak ngurus perubahan sikapku. yang bisa mempertahankan rumah tangga itu adalah maia. mau berubah atau tidak. maia tak berubah, ya berantakan, kalau berubah, tetap jalan. yang pegang kendali bukan aku.
aku enggak terlalu khawatir. aku bukan yang mengagung2kan keharmonisan rumah tangga. aku berjalan di atas rel seorang suami yang benar. punya prinsip dan tak takut apa pun. ya keras2an saja. kalau bapaknya maia bilang kami sama2 egois, lelaki memang harus keras. perempuan enggak boleh keras. kalau keras aku akan gebuk biar hancur. buat sebagian orang, keadaan ini memang menyakitkan. tapi buat aku tidak. aku yakin, anak2ku anak yang hebat. mereka baik2 saja. coba dilihat saja, anak2ku punya kehangatan sendiri di rumah. mereka bersama ibuku dengan tante dan omnya. maia enggak ada di rumah sebulan pun, anak2 enggak nanyain. jadi, yang tahu anak2ku adalah aku sendiri. mereka adalah calon lelaki kuat. yang tidak harus ditunggui kedua orang tuanya untuk jadi besar. mereka bukan anak2 yang cengeng. hikmah dari kejadian ini, akan jadi contoh buat anak2ku bagaimana menjadi seorang lelaki.
enggak cuma itu memang. banyak. buat aku, misalnya saja, maia sampai tidur dengan lelaki lain, aku akan maafkan. selama dia menjadi perempuan dan meminta maaf dan sadar. selingkuh itu, manusiawi. memangnya aku suci. tapi masalahnya, dia telah menjadi lelaki. jika istri melawan kodratnya, melawan fitrahnya, itu tak bisa dimaafkan.
tak ada gugat cerai dari aku. cuma maia memang enggak nurut. kalau aku ngomong tinggi, dia jangan menjawab dengan tinggi. aku bukan suami yang bodoh. aku tak butuh perempuan yang ngetop, yang pinter. aku butuh yang nurut, melayani aku. aku tak pernah bermimpi dapat istri yang ngetop. wong waktu nikahin maia, dia bukan siapa2.
kala itu aku cuma berpikir bakat harus disalurkan. mengizinkan tapi x menduga kayak begini. kalau dibilang menyesal, biasa saja. bisa saja setelah punya karier, dia x membutuhkan aku lagi. ternyata yang dia cari selama ini karier. dari awal maia memang punya obsesi untuk menjadi terkenal. saat aku bikin albumnya reza, maia sudah cemburu. cemburu dengan kesuksesan reza. sedangkan aku x punya obsesi punya istri terkenal.
enggak masalah. aku sudah ngomong ke maia, kalau kamu bisa hidup lebih bahagia tanpa aku, silakan. aku tidak akan menghalang2i. itu aku omongin sebelum penandatanganan surat itu.
ya pasti. mau jadi apa dengan maia. keluarga maia tidak sukses dalam mendidik anak2 lelakinya. maksudnya menjadi orang, menjadi benar2 lelaki. aku enggak yakin maia bisa mendidik ketiga anaknya menjadi benar2 lelaki.
aku enggak peduli. aku bukan kayak maia. aku bukan orang2 pada umumnya. bagi aku, hidupku adalah aku dan anak2ku. aku enggak peduli kalau ada yang menuding aku di balik keluarnya mulan dari ratu, kalau iya, mau apa? aku dibilang suami arogan, kalau iya, mau apa? aku enggak pikirin. ini keluargaku. terserah aku mengurus dengan caraku. aku enggak peduli para psikologi mau ngomong apa. mereka enggak mengerti apa yang aku hadapi.




0 comments:
Post a Comment